M@sjeed

Renungan

Renungan
ketika lagi menyendiri dan ingin merenungi hidup ini..

Friday, February 29, 2008

"Kun Fa Yakun"

Andai sedetik saja Allah membiarkan satu planet diantara milyaran planet berputar di ruang tanpa kendali-Nya, apa yang terjadi? Mengapa kita masih sombong?


Hamim Thohari

Kemarau panjang yang mendera beberapa wilayah di negeri ini membuat banyak orang menderita. Mereka yang hanya mengandalkan air dari sungai dan sumur terpaksa harus berjalan berkilo-kilo meter hanya untuk mendapatkan sepikul air, itupun harus dilakukan dengan antri berjam-jam lamanya. Mereka tak hanya kehilangan sumber air, tapi sekaligus kehilangan sumber penghidupan. Sawah dan kebun mereka kering kerontang. Padi dan tanaman yang diharap-harapkan hasilnya menjadi puso, gagal panen. Dalam keadaan seperti ini biasanya orang mudah menengadahkan tangan, lau berdo’a: Ya Rabby, ya Tuhan kami.

Sementara di wilayah kota sebagian penduduknya sudah lebih maju. Untuk mendapatkan air cukup dengan membuka kran. Ketika air kran tak lagi mengucur, mereka cukup mengadu ke Perusahaan Air Minum (PAM) agar saluran airnya diperbaiki. Tak terucap dari mulut mereka pengaduan, ya Rabby, ya Tuhan kami. Mereka hampir tak menyadari dari mana datangnya air itu, seolah-olah yang membuat air itu adalah PAM. Kemajuan tehnologi memang telah memberi berbagai kemudahan kepada manusia, tapi acap kali dengan kemudahan-kemudahan itu manusia justru menjadi lupa. Padahal dengan tehnologi itu seharusnya mereka bertambah kesyukurannya.

Baik orang desa maupun orang kota mestinya menyadari bahwa air itu ciptaan Allah. Dialah yang mencipta, menurunkannya melalui hujan, dan dengan air itu bumi yang mati menjadi hidup, tanah yang kering menjadi subur. Tanam-tanaman tumbuh, berbuah, dan dengan itu manusia dapat menikmati hasilnya. Danau, sungai, dan sumur-sumur berisi air. Tehnologi hanya bisa mengalirkannya saja. Tentang hal ini Allah telah berfirman:

“Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit. Maka, diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya. Lalu, ia menjadi kering dan kamu melihatnya kekuning-kuningan. Kemudian dijadikan-Nya tanaman itu hancur. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar: 21)

Siapakah orang-orang yang berakal? Mereka adalah orang-orang yang selalu menyadari bahwa nikmat air itu datangnya dari Allah. Air itu bukan buatan pabrik. Bukan pula bersumber dari PAM (Perusahaan Air Minum) atau PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) meskipun keduanya telah memopoli pendistribusiannya. Keduanya tak lebih sekadar penyedia jasa penyaluran air saja. Keduanya tak pernah bisa membuat bahan baku yang bernama “air”. Jika sumber-sumber air kering, PAM dan PDAM tak akan bisa berbuat apa-apa.

Di antara manusia yang sombong, mereka berkata: “Jika tidak ada hujan, bukankah manusia juga bisa menciptakan hujan buatan? Para ahli di bidangnya mengatakan bahwa hujan buatan itu tidak lebih dari sekadar memanfaatkan potensi hujan yang telah ada, bukan membuat hujan. Apalagi membuat air.”

Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang daripadanya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan?” (QS. As-Sajdah: 27)

Allah mengajak kaum muslimin untuk berfikir, merenung, dan memperhatikan segala kejadian alam. Melalui perenungan yang mendalam dan penelitian yang serius, pastilah akan dijumpai di sana tanda-tanda kebesaran Allah. Mereka yang akalnya sehat pasti mengakui kebesaran dan keagungan Allah.

Tidak tanggung-tanggung, dalam hal memikirkan masalah air, Allah mengajak kaum muslimin juga merenungkan tentang proses kehidupan, kematian, dan kebangkitan kembali setelah mati. Allah berfirman:

“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zuhruf: 11)

Kemajuan tehnologi semestinya tidak menjadikan manusia pongah, sombong, dan merasa tidak butuh lagi kepada Tuhan. Apalah artinya semua tehnologi canggih ciptaan manusia jika Allah tidak menyiapkan bahan bakunya? Apakah akan pernah ada pesawat terbang tanpa bahan baku ciptaan Allah? Bahkan manusia yang menciptakan berbagai tehnologi canggih itu sendiri adalah ciptaan-Nya. Mungkinkah manusia bisa hidup hanya dengan tehnologi, tanpa Allah?

“Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (QS. Al-Alaq: 6 – 7)

Allah-lah yang mengurus alam sepanjang hari, sepanjang waktu, sepanjang ada kehidupan, sampai hari akhir nanti. Dia-lah yang tidak pernah lalai, tidur, ataupun mengantuk. Dialah yang menjaga manusia sepanjang masa. Bukankah Dia telah berfirman?:

“Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluq-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Seandainya sedetik saja Allah membiarkan satu planet diantara milyaran planet yang terus berputar di ruang angkasa tanpa kendali-Nya, maka kehancuran alam pasti terjadi. Semua planet itu berputar tetap pada porosnya hanya karena kehendak dan penjagaan Allah. Tanpa-Nya, planet bumi yang di huni milyaran manusia ini sudah hancur berkeping-keping. Jika buminya saja hancur berantakan, bagaimana nasib penghuninya? Bagaimana dengan manusia?

Adalah sebuah kesombongan yang luar biasa jika ada manusia yang mengaku tidak membutuhkan Allah. Adalah sebuah kebodohan jika ada manusia yang tidak mau berdo’a kepada Tuhannya. Sebab do’a adalah sebuah pengakuan bahwa dirinya lemah dan ada kekuatan yang berada di atasnya. Do’a adalah seruan seorang hamba (orang yang merasa dalam posisi rendah) kepada Dzat yang lebih tinggi kedudukan dan kekuasaannya. Do’a adalah permintaan orang yang tidak punya kepada yang memiliki segala-galanya.

Allah Maha Kaya. Tidak sedikitpun berkurang kekayaan-Nya ketika mengabulkan permintaan hamba-Nya. Dalam sebuah hadits Qudsy Dia berfirman:

“Wahai hamba-hamba-Ku, kamu semua adalah sesat, kecuali yang Aku beri petunjuk. Maka mohonlah kepada-Ku hidayah, akan Ku-berikan kepadamu petunjuk.

Kamu semua fakir atau miskin, kecuali yang Aku berikan kecukupan. Maka mohonlah kepada-Ku rezeki, akan Ku-cukupi kebutuhanmu.

Kamu semua berdosa, kecuali yang Ku-maafkan. Maka, siapa yang mengetahui bahwa Aku Maha Pengampun, hendaknya mohon kepada-Ku ampunan, akan Ku-ampuni ia. Aku tak peduli (sebesar apapun dosanya).

Ketahuilah bahwa seandainya semua orang yang terdahulu dan yang akan datang; yang hidup maupun yang sudah mati; bersatu menjadi seorang hamba-Ku yang paling bertaqwa kepada-Ku, tidaklah hal itu menambahkerajaan dan kekuasaan-Ku, seringan apapun. Begitu juga seandainya seluruh manusia ini bersatu menjadi seorang hamba-Ku yang paling terkutuk, tidak pula hal itu mengurangi kerajaan dan kekuasaan-Ku, sekecil apapun. Seandainya semua berkumpul di satu tempat, dan setiap orang meminta apa saja yang diinginkan, kemudian Aku berikan semua permintaan mereka satu persatu, hal itu tidaklah mengurangi kekayaan-Ku seberat apapun, kecuali bagaikan seorang yang berlalu di tepi pantai, kemudian ia mencelupkan sebuah jarum ke dalam lautan dan mengangkatnya lagi. Sebanyak air di ujung jarum itulah yang berkurang dari kekayaan-Ku.

Yang demikian itu karena Aku Maha Pemurah dan Maha Agung. Aku berbuat sesuai dengan kehendak-Ku. Anugerah-Ku dapat terlaksana hanya dengan sepatah kata dari-Ku, dan azab-Ku juga dapat terlaksana hanya dengan satu ucapan dari-Ku. Sesungguhnya segala sesuatu itu akan dapat terjadi hanya dengan perkataan-Ku, “jadilah”, maka jadilah ia.” [diambil dari rubik Ibrah, Majalah Suara Hidayatullah]


Read More......

Mengubah Hidup Menjadi Lebih Baik

Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia, yaitu di Lauhul Mahfuz? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat?

Sering kali kita mendengar pertanyaan-pertanyaan sumbang tentang hubungan antara kesuksesan dan nasib. Misalnya, apakah kesuksesan hanya dimiliki oleh mereka yang punya nasib baik sejak lahir? Benarkah nasib menjadi kaya atau miskin sudah ditetapkan sebelum lahir ke dunia, yaitu di Lauh Mahfuz? Apakah takdir jadi miskin atau kaya tidak bisa diformat melalui usaha manusia?

Masalah ini bukanlah masalah yang hanya dirasakan sebagian kecil manusia saja. Sungguh, kita semua terlibat langsung dalam masalah ini. Makanya, kita dituntut untuk memahami sejauh mana hubungan antara usaha manusia dengan takdir yang akan terjadi. Sehingga tidak gampang memberikan vonis terhadap nasib buruk yang terjadi pada diri kita dengan mengatakan, bahwa semuanya sudah ditetapkan Allah sebelum kita dijadikan khalifah di bumi.

Tulisan DR. Muhammad Ghazali ini adalah salah satu buku yang membicarakan tentang hubungan kesuksesan dan nasib manusia. Di dalamnya dibicarakan, mulai dari sifat-sifat manusia sukses, memahami hari-hari yang dimiliki, mengingatkan manusia bahwa hidup sukses dibentuk oleh pikirannya sendiri, mengatasi kecemasan-kecemasan yang sering menghinggapi kehidupan. Juga, perilaku-perilaku manusia yang harus dimiliki setelah sukses ikut juga menjadi pembahasan penulis.

Misalnya, senantiasa mensyukuri apa yang telah diberikan Allah. Tidak pernah lupa bahwa di dalam harta yang dimiliki masih ada hak-hak orang lain yang harus diberikan. Usaha memang kita yang lakukan, tapi tanpa orang lain usaha kita juga tidak akan pernah sampai pada ‘titik’ akhir yang diinginkan.

Selain itu, bahasa yang digunakan penulis cukup sederhana dan jelas, khas aktivis organisasi yang telah berpengalaman puluhan tahun dalam berkomunikasi dan bertemu dengan berbagai orang dengan latar belakang yang beragam, menjadikan buku ini bukan saja mudah dipahami oleh para aktivis organisasi, tetapi juga untuk masyarakat awam yang ingin meraih kesuksesan. Sungguh tepat sekali apa yang ditulis dicover belakang buku, bahwa buku ini bukan untuk semua orang. Namun hanya untuk orang-orang yang belum puas dengan hidupnya saat ini. Buku ini hanya cocok untuk orang yang ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang.

Jadi, buku ini benar-benar layak untuk dimiliki karena dapat memberikan support dan menghilangkan sikap fatalis dalam memahami hasil usaha manusia dan takdir. Karena usaha dan takdir senantiasa berjalan seiring. Jika ‘komponen’ usaha yang dilakukan sempurna, tak pelak lagi takdir yang terjadi akan sesuai dengan usaha tersebut. Karena apa yang tercatat di Lauh Mahfuz bukanlah waktu kapan sukses atau waktu kapan susah, tapi yang tertulis adalah ‘modusnya’.

Karena Lauh Mahfuz adalah kitab yang berisi segala kemungkinan peristiwa yang terjadi di dunia, bukan peristiwa mutlaknya dan juga bukan panjang-pendeknya waktu kesuksesan atau waktu kesusahan. Bahkan buku ini sangat menggarisbawahi, bahwa tidak ada yang bisa mengubah hidup anda kecuali diri sendiri.

Apabila benar-benar mau mengubah hidup menjadi lebih menyenangkan, maka pelajarilah arahan-arahan yang diberikan penulis. Buku ini telah mengubah banyak hidup orang. Sekarang, giliran kita untuk berubah sesuai yang didambakan.

Read More......

Sapi Betina Memang Bukan Untuk Manusia


KapanLagi.com - Heboh susu formula mengandung bakteri, memunculkan lagi ingatan betapa pentingnya ASI (air susu ibu) bagi pertumbuhan balita (bayi di bawah lima tahun). Secara alamiah, sesuai biologisnya, makluk hidup dilengkapi dengan organ reproduksi dan penyambung proses reproduksi.



Perempuan dan mamalia berjenis kelamin betina memiliki kelenjar susu yang menghasilkan cairan yang berisi saripati makanan. Cairan yang lazim disebut susu ini merupakan bagian terpenting dari proses kelangsungan hidup bayi hasil reproduksi.

Pada kondisi tertentu, perempuan memiliki kelainan pada kelenjar susunya yang mengakibatkan tidak sempurnanya produksi air susu. Kelainan inilah yang kemudian melahirkan susu formula yang terbuat dari susu hewan mamalia (sapi) sebagai pengganti ASI.

Karena sifatnya pengganti, dan dihasilkan dari makhluk berbeda, kualitas antara dua jenis susu tersebut tidaklah sama. Sebaik apa pun komposisi sebuah susu formula masih belum mampu mengalahkan keunggulan ASI sebagai makanan bayi.

Air susu yang dihasilkan mamalia (makhluk/binatang yang menyusui anaknya) memiliki spesifikasi tersendiri sesuai dengan spesiesnya masing-masing. Untuk bayi manusia yang terbaik adalah air susu yang dihasilkan manusia. Air susu sapi yang lazim diolah menjadi bahan dasar susu formula tentu nustrisinya hanya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan anak sapi. Bukan untuk bayi manusia.

Untuk mengingat kembali pentingnya ASI, berikut beberapa keunggulan ASI dibanding susu formula.

a. Sumber Gizi Sempurna

ASI: Mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Antara lain, faktor pembentuk sel-sel otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi.

Susu formula: Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak casein. Perbandingan whey : casein susu sapi adalah 20:80.

b. Mudah Dicerna

ASI: Pembentukan enzim pencernaan bayi baru sempurna pada usia kurang lebih 5 bulan. ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan, antara lain lipase (untuk menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat), dan protease (untuk menguraikan protein).

Sisa metabolisme yang akan diekskresikan (dikeluarkan) melalui ginjal pun hanya sedikit, sehingga kerja ginjal si kecil menjadi lebih ringan. Asal tahu saja, metabolisme ini penting karena merupakan proses pembakaran zat-zat di dalam tubuh menjadi energi, sel-sel baru, dan lain-lain.

Susu formula: Sulit dicerna karena tidak mengandung enzim pencernaan. Perlu diketahui, serangkaian proses produksi di pabrik mengakibatkan enzim-enzim pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya, lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari proses metabolisme, yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras.

c. Komposisi Sesuai Kebutuhan

ASI: Komposisi zat gizi ASI sejak hari pertama menyusui biasanya berubah dari hari ke hari. Perubahan komposisi ASI ini terjadi dalam rangka menyesuaikan diri dengan kebutuhan gizi bayi. Misalnya, kolostrum (cairan bening berwarna kekuningan yang biasanya keluar pada awal kelahiran sampai kira-kira seminggu sesudahnya) terbukti mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, serta kadar lemak dan laktosa (gula susu) yang lebih rendah dibandingkan ASI mature (ASI yang keluar hari ke-10 setelah melahirkan). Kandungan kolostrum yang seperti ini akan membantu sistem pencernaan bayi baru lahir yang memang belum berfungsi optimal.

Selain itu, komposisi ASI pada saat mulai menyusui (fore milk) berbeda dengan komposisi pada akhir menyusui (hind milk). Kandungan protein fore milk (berwarna bening dan encer) tinggi, tetapi kandungan lemaknya rendah bila dibandingkan hind milk (berwarna putih dan kental). Walau tampak sehat, pertambahan berat badan bayi yang hanya mendapat fore milk kurang baik. Makanya, jangan terlalu cepat memindahkan bayi untuk menyusu pada payudara yang lain, bila ASI pada payudara yang sedang diisapnya belum habis.

ASI ibu yang melahirkan bayi prematur juga sesuai dengan kebutuhan bayinya. Antara lain, kandungan proteinnya lebih tinggi dan lebih mudah diserap.

Susu formula: Komposisi zat gizinya selalu sama untuk setiap kali minum (sesuai aturan pakai).

d. Mengandung Zat Pelindung

ASI: Mengandung banyak zat pelindung, antara lain imunoglobulin dan sel-sel darah putih hidup, yang perlu untuk membantu kekebalan tubuh bayi. Selain itu, ASI mengandung zat yang tidak terdapat dalam susu sapi, dan tidak dapat dibuat duplikasi atau tiruannya dalam susu formula, yaitu faktor bifidus. Zat ini penting untuk merangsang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus yang membantu melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri merugikan, seperti keluarga coli .

Susu formula: Hanya sedikit mengandung imunoglobulin, dan sebagian besar merupakan jenis yang "salah" (tidak dibutuhkan oleh tubuh bayi). Selain itu, tidak mengandung sel-sel darah putih dan sel-sel lain dalam keadaan hidup

e. Cita Rasa Bervariasi

ASI: Cita rasa ASI bervariasi sesuai dengan jenis senyawa atau zat yang terkandung di dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu.


Read More......

Materialisme Merusak Mental Anak-Anak

Salah satu penyebab munculnya masalah mental pada anak-anak dan remaja akibat rasa ingin memiliki yang berlebihan (posesif). Salah satunya adalah sifat hedonisme

ImageHidayatullah.com--Harta bukanlah segalanya. Namun sayangnya, akibat kehidupan modern yang serba materialisme itu, mental anak-anak menjadi rusak. Padahal, kasih sayang tidak mesti ditunjukkan dalam bentuk harta bahkan membuat orangtua harus rela utang sana-sini untuk memenuhinya.


Fenomena rusaknya mental anak-anak akibat materialisme itu pun tampak sangat parah di negara maju seperti Inggris. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 89 persen orang dewasa di sana sepakat bahwa anak-anak semakin menjadi materialistis dibandingkan sebelumnya.

Temuan ini berdasarkan survei GK NOP yang melibatkan 1.225 responden orang dewasa di Inggris. Dari hasil temuan polling ini, sebagian besar orang dewasa Inggris meyakini bahwa anak-anak generasi zaman sekarang lebih materialistis dibandingkan anak anak sebelumnya. Polling ini di antaranya menanyakan tentang berbagai macam permintaan anak-anak kepada orangtuanya.

Lembaga The Children's Society menyatakan, orang dewasalah yang harus bertanggung jawab atas fenomena tingginya level pemasaran produk komersial pada anak-anak. Kepala The Children's Society Bob Reitemer menuturkan, pertanyaan penting muncul mengenai bagaimana membiarkan anak tumbuh dan berkembang yang bebas dari berbagai macam teknik pemasaran produk industri.

"Kita tidak bisa menyalahkan anakanak begitu saja karena munculnya budaya ini. Selama ini orang dewasa apakah mendukung anak menjadi materialistis atau tidak," ujarnya. Tercatat, keuntungan industri di Inggris dari segmen pasar anakanak diestimasikan mencapai sebesar 30 miliar poundsterling.

Kepala Lembaga National School Partnership Mark Fawcett menyatakan, tidak mungkin melindungi anak-anak dari dunia nyata saat ini. Sebab, masuknya beragam informasi dengan bebas memang bisa didapatkan anak-anak. Meski demikian, bukan berarti tanpa jalan keluar.

Menurut Fawcett, semua orang dewasa dari semua komponen harus bersama-sama bertanggung jawab bahwa anak-anak jangan sampai dieksploitasi, tapi harus didampingi. Orangtua pun harus menjadi lebih teguh menolak semua permintaan konyol dari anak-anak terhadap suatu barang dengan harga yang sangat mahal.

Dr Rowan William dari The Archbishop of Canterbury menyatakan, anak-anak harus didorong dan diberikan pengertian bahwa nilai diri mereka itu lebih dari sekadar barang-barang yang mereka miliki. Sebab, tidak jarang anak-anak menginginkan sesuatu karena melihat iklan atau melihat temannya sudah memilikinya.

"Menjual gaya hidup pada anak-anak telah mengakibatkan budaya kompetisi materialisme serta membuat mereka menjadi sangat individualis dan serakah nantinya ketika dewasa dan hidup bersosialisasi," ujarnya. Tekanan produk komersial terhadap anak-anak memberikan dampak merusak mereka.

Profesor bidang kejiwaan anak-anak dari Institute of Child Health London Philip Graham menyatakan, salah satu faktor penyebab utama munculnya masalah mental pada anak-anak dan remaja itu akibat untuk memenuhi rasa ingin memiliki yang berlebihan (posesif). Salah satunya dalam hal berpakaian atau barang-barang elektronik.

"Bukti itu menunjukkan bahwa di Inggris maupun Amerika Serikat (AS) yang paling terpengaruh akibat tekanan produk-produk komersial adalah meningkatnya angka masalah kesehatan mental," paparnya.

Hasil survei itu menunjukkan bahwa hampir 90 persen responden berpikir bahwa iklan-iklan saat Natal justru menekan orangtua untuk menghabiskan lebih banyak uang dibandingkan kemampuan mereka sebenarnya.

Ini tidak berbeda dengan fenomena Lebaran di Indonesia. Sebab, banyak keluarga di Indonesia yang membelanjakan banyak uang untuk sesuatu yang belum tentu mereka butuhkan. Kemudian, penemuan lainnya, 60 persen responden percaya bahwa mental anakanak dan remaja rusak akibat iklan dan pemberitaan di media.

Sebanyak 63 persen responden wanita dalam survei ini lebih cenderung berpikir bahwa media merupakan penyebab utama munculnya budaya materialisme pada anak-anak. Sementara itu, hanya 56 persen responden pria yang setuju dengan pernyataan tersebut. [Sin/tty/www.hidayatullah.com]


Read More......

Friday, February 22, 2008


"Kami mencoba mengganti nama. Ini memakan proses lama. Tapi, seperti yang Anda ketahui, kami sampai pada kesimpulan. Ini adalah harga atau pengorbanan yang harus kami alami sebagai seorang Muslim.


Langkah hukum pergantian nama di Amerika berlangsung dengan mudah. Namun dari sisi emosi, hal ini bukanlah hal mudah. Butuh perjuangan besar."Kami mencoba mengganti nama. Ini memakan proses lama. Tapi, seperti yang Anda ketahui, kami sampai pada kesimpulan. Ini adalah harga atau pengorbanan yang harus kami alami sebagai seorang Muslim. Suatu Perjuangan. Sayang sekali," ujar Ibrahim Dremali, seorang imam di Islamic Center of Greater Austin.
Ibrahim Dremal termasuk satu dari banyak musli Amerika yang juga ingin berganti nama Arab mereka setelah tragedi September 2001 lalu.
Menurutnya, umat Islam AS banyak menghadapi kesulitan saat berada di bandara di mana seseorang yang hanya memiliki nama Muslim saja sudah membuat anda masuk ke dalam daftar larangan terbang dan diinterogasi selama berjam-jam.
"Saya bersumpah demi Allah. Bila saya harus ke bandara, saya tak mau pergi. Saya lebih suka berkendara sendiri," aku Dremali.
Mohamed-Umer Esmail, imam di North Austin Muslim Community Center, mengatakan, "Saya merasa agak sedih karena kita harus melakukannya (berganti nama), karena kita punya kebebasan untuk mempraktekkan agama apa saja yang kita miliki."
Para orangtua Muslim bahkan harus berpikir dua kali tentang nama yang akan diberikan untuk anak-anak.
"Itulah yang mereka bilang bahwa kami tidak menginginkan anak-anak mengalami kesulitan saat tumbuh dewasa," kata Esmail.
Menurut Esmail dan Dremali, orang Muslim di Amerika harus menjelaskan agama mereka kepada orang lain, bahkan setelah enam tahun tragedi itu.
"Kami adalah orang Amerika, kami bukan Usama bin Ladin. Ini adalah hal yang kami ingin agar orang lain paham. Ada perbedaan besar di antara bagian-bagian di dunia dan kami sebagai orang Muslim di Amerika," tambah Dremali.
Saat ini jumlah orang Islam di AS berkisar antara tiga hingga sembilan juta jiwa. Sayangnya, mayoritas Muslim Amerika mengalami bias atau diskriminasi sejak tragedi berdarah.
Dalam laporan tahunan 2007, Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) menyebutkan tentang peningkatan berbagai insiden kejahatan karena faktor kebencian dan diskriminasi lain terhadap orang Muslim di AS.
Studi itu juga menyebutkan, ada lebih dari 2.400 insiden kekerasan anti-Muslim, diskriminasi dan pelecehan di AS pada tahun lalu, dibandingkan dengan lebih dari 1.900 kasus pada tahun 2005

Read More......

17 Tahun Gendong Suami Pergi Mengajar



Seorang istri berjuang membantu suaminya seorang guru yang lumpuh dengan cara menggendong menuju tempat mengajar selama lebih dari 17 tahun



Hidayatullah.com— Du Chanyun adalah seorang guru di kampung Dakou kota Liushan, tepatnya di pedalaman pegunungan Tuniu. Chanyun adalah tumpuan harapan dari 500 KK yang tersebar di kampung Dakou.
Tahun 1981, setelah lulus SMA, ketika itu usianya 19 tahun, Chanyun memutuskan menjadi seorang guru SD di kampung Dakou. Pria asal kampung Nancao, Provinsi Henan ini adalah seorang guru yang gigih. Selama sepuluh tahun, setiap bulan dia hanya memperoleh gaji guru sebesar RB. 6.5 (atau sekitar Rp. 7.000,-).
Suatu hari, di tahun 1990, bencana datang menimpanya. Saat itu adalah musim panas. Hujan badai membasahi ruangan kelas sekolahnya. Biasanya, di liburan musim panas, orang-orang di kampung itu mengumpulkan uang untuk memperbaiki sekolah, Du Chanyun begitu bersemangat bekerja, kehujanan pun tetap kerja memindahkan batu, seluruh badan basah kuyup. Akhirnya pada suatu hari, dia jatuh sakit, sakit berat karena kehujanan dan capek.
Sayangnya, setelah sembuh ia mendapatkan tubuhnya dia sudah tidak mampu dibuat berdiri lagi. Tubuh sisi kirinya tidak dapat digerakkan. Meski begitu, ia khawatir, mengajar akan menjadi sebuah mimpi yang jauh baginya.
Istrinya, Li Zhengjie merasakan isi hati sang suami. Untuk menentramkannya, Li mengatakan, “Kamu jangan kuatir, kamu tidak bisa jalan, sampai panggung pun saya akan menggendongmu,” demikian ujar wanita dari kampung yang buta huruf ini.
Menopang Suami
Tak urung, Li memikul tanggung jawab keluarga. Setiap hari, ia harus menggendong suaminya menjadi seorang guru dari rumah sampai sekolah yang jaraknya 6 mil. Sejak 1 September 1990, jadwal hidup Li seperti ini. Setiap hari mulai pagi-pagi, Li Zhengjie bangun menanak nasi, membangunkan 4 anggota keluarganya dan menyiapkan mereka makanan. Setelah makan, ia harus menggendong suaminya berangkat mengajar.
Di sepanjang jalan, Li meraba, merangkak jatuh bangun sampai tiba di sekolah. Di sekolah, Li menempatkan suaminya di kursi lalu menitip pesan ke beberapa murid yang agak besar lantas bergesa-gesa pulang. Maklum, di rumah masih ada sawah yang menunggunya untuk dikerjakan.
Sejak memikul tanggung jawab mengendong suaminya, ada dua hal yang paling dia takuti adalah musim panas dan musim dingin.
Rumah Du Chanyun berada pada Barat Selatan sekolah, walaupun jarak dari rumahnya ke sekolah hanya 3 mil, namun tidak ada jalan lain, selain dari jalan tikus, dengan batu-batuan yang berserakan, ranting-ranting pohon, sungai kecil.
Pada suatu hari di musim panas, saat itu, baru saja turun hujan lebat, Li Zhengjie seperti hari biasa menggendong suaminya berangkat. Air sungai saat itu melimpah menutup batu injakkan kakinya. Li Zhengjie sudah hati-hati meraba-raba batu pijakan, namun tidak disangka ia tergelincir. Arus sungai yang deras menghanyutkan mereka sampai 10 meter lebih. Untung tertahan oleh ranting pohon yang melintang di hulu sungai. Setelah lebih kurang setengah jam, ayahnya yang merasa khawatir akhirnya datang mencari, mereka ditarik, anak dan menantunya baru berhasil diselamatkan. Li lolos dari ancaman maut.
Dalam beberapa tahun ini, Li Zhengjie terus menggendong suaminya. Entah sudah berapa kali ia jatuh bangun. Pernah suaminya jatuh di posisi bawah. Kadang-kadang Li Zhengjie jatuh di posisi bawah. Suatu hari Li Zhengjie punya akal, setiap jatuh dia berusaha duluan menjatuhkan tubuhnya yang kekar menahan batu yang mengganjal.
Li Zhengjie telah berjuang membantu suaminya siang dan malam. Ia bekerja keras dan capek. Sang suami, melihat dengan jelas perjuangan istrinya itu. Hati Du Chanyun merasa iba.
Pada tahun 1993, Du Chanyun memulai rencana buruk agar sang istri meninggalkannya.Ia tak ini sang istri menderita. Untuk mencapai tujuan ini, dia mengubah karakternya, sengaja ia mencari gara-gara untuk bertengkar. Du Chanyun, mulai memakinya. Tentu saja Li Zhengjie merasa tertekan. Setelah 2 kali ribut besar, mereka sungguh-sungguh akan bercerai.
Di hari perceraian yang ditunggu, Li Zhengjie menggendong suaminya naik sepeda. Ia sangat berhati-hati mendorong suaminya ke kelurahan setempat. Semua orang sangat mengenal sepasang suami-istri yang dikenal akrab ini. Begitu melihat tampang keduanya, semua orang makin gembira. “Saya tidak pernah melihat wanita menggendong suaminya ke lurah minta cerai, kalian pulang saja,” ujar pihak kelurahan.
Setelah keributan minta perceraian tenang kembali, Li Zhengjie hanya mengucapkan sepatah kata pada suaminya. “Walaupun nanti kamu tidak bisa bangun lagi, saya juga akan menggendong kamu sampai tua.”
Tidak Bolos Mengajar
Kondisi di sekolah tempat Du Chanyun mengajar sangat parah. Meski demikian, kedua pasang suami istri bisa memberikan pendidikan yang baik buat anak-anak. Di sekolah itu, pendidikan sangat kurang bik. Tidak ada alat musik dan tidak ada poliklinik. Namun Du Guangyun menggunakan daun membuat irama musik buat anak-anak. Li Zhengjie naik ke gunung mencari obat ramuan, pada musim panas dia memasak obat pendingin buat anak-anak, pada musim dingin masak obat anti flu buat anak-anak.
Di bawah bantuan istri, dalam 17 tahun, hari demi hari, tidak terhalangi oleh angin hujan, tidak pernah bolos satu kali pun.
Suatu hal yang menggembirakan, data yang terkumpul dari kepala sekolah tentang hasil ujian negeri bulan April, tingkat siswa yang lulus dari sekolah SD tersebut mencapai 100 %. Tahun lalu ketika ujian masuk perguruan tinggi, ada 4 orang siswa yang dulu pernah diajari dia masuk ke perguruan tinggi, tahun ini ada 4 lagi yang lulus masuk masuk spesialis.
Kini, setiap hari raya Imlek, murid-muridnya sengaja pulang ke kampung menjenguk bapak dan ibu gurunya, masalah tersebut menjadi peristiwa yang sangat menggembirakan bagi sepasang suami istri guru ini. [dajiyuan/erabaru/http://hidayatullah.com/]

Read More......

Tuesday, September 25, 2007

Ilmu Al-Qur'an

Al-Qur'an sebagai kitab utama, mengandung ilmu yang sangat dalam. Untuk megupasnya diperlukan seorang penyelam tangguh untuk mengambil harta yang ada di dasarnya.

Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu Al-Qur'an sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman Al-Qur'an yang mulia ini, berupa usaha yang maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan yang mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi di Al-Qur'an yang mulia. Betapa usaha para guru besar yang ternama dan Ulama yang terkenal, dimana mereka telah menghabiskan usia demi terjaminnya pemikiran atas wahyu yang murni sebagai pedoman/undang-undang yang berharga, sejak awal diturunkannya Al-Qur'an sampai saat kini.


Al-Qur'an sebagai kitab utama, mengandung ilmu yang sangat dalam. Untuk megupasnya diperlukan seorang penyelam tangguh untuk mengambil harta yang ada di dasarnya.

Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu Al-Qur'an sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman Al-Qur'an yang mulia ini, berupa usaha yang maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan yang mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi di Al-Qur'an yang mulia. Betapa usaha para guru besar yang ternama dan Ulama yang terkenal, dimana mereka telah menghabiskan usia demi terjaminnya pemikiran atas wahyu yang murni sebagai pedoman/undang-undang yang berharga, sejak awal diturunkannya Al-Qur'an sampai saat kini.

Mereka pulang ke rahmatulah dengan meninggalkan kekayaan ilmu pengetahuan yang melimpah ruah untuk kita, yang sumbernya tak akan kering dan mutiaranya yang tak akan habis di sepanjang masa. Namun, sekalipun dengan penuh kesungguhan telah mereka curahkan (dari dahulu hingga sekarang), sungguh Al-Qur'an tetap merupakan lautan yang dalam dimana memerlukan penyelam yang terjun ke dalamnya untuk dapat mengambil mutiara dan permata dari dasarnya.

Para pujangga, sastrawan, cendekiawan dan penyair telah berlomba dalam mengomentari Al-Qur'an dengan mengemukakan keindahan dan kelebihannya. Rasanya kami belum menemui keterangan yang indah dan bernilai tinggi selain dari gambaran yang dibawakan oleh Muhammad (Rasulullah) ibnu Abdillah SAW. sebagal pembawa risalah, dimana beliau bersabda: "(Inilah) kitab Allah (Al-Qur'an), yang di dalamnya tertera berita/catatan sejarah jaman masa lampau (orang-orang yang sebelum kamu) dan gambaran jaman masa mendatang serta ketentuan tentang sesamamu. Ia adalah pemisah (hak dan batil) yang bukan dongeng (sandiwara). Siapa saja yang meninggalkannya niscaya akan rusak binasa dan siapa yang berpedoman dengan lainnya, niscaya akan sesat. Ia adalah petunjuk Allah yang paten, peringatan yang luas dan jalan yang lurus. Dengan berpedoman padanya hawa nafsu tak akan menyeleweng dan ucapan tidak akan bercampur baur.

Dalam menggali isinya ulama tidak merasa kenyang atau bosan bahkan sebaliknya. Keindahannya takkan hilang lantaran sering dibaca dan diulang, serta keajaiban-keajaibannya tak akan terputus. Ia adalah suatu bacaan dimana para jin tak terhenti mengagumi manakala mendengarnya, sehingga dikalangan mereka ada yang mengatakan: "Kami telah mendengarkan bacaan (Al-Qur'an) yang sungguh menakjubkan dan memberi petunjuk ke jalan yang benar karena itu kami beriman kepadanya." Barangsiapa berkata berpijak kepadanya niscaya tepat, barangsiapa yang mengamalkan isinya niscaya akan diberi jasa imbalan. Barangsiapa menetapkan hukum berdasarkan atasnya niscaya akan adil. Dan barangsiapa mengajak orang lain untuk berpegang

kepadanya niscaya akan diberi petunjuk ke jalan yang lurus".

Apa yang dimaksud dengan Ilmu Al-Qur'an

Yang dimaksud dengan ilmu Al-Qur'an adalah seluruh pembahasan yang berbubungan dengan Al-Qur'anul Majid yang abadi, baik dari segi penyusunannya, pengumpulnnnya, sistimatikanya, perbedaan antara surat Makiyah dan Madaniyah, pengetahuan tentang nasikh dan mansukh, pembahasan tentang ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat, serta pembahasan-pembahasan lain yang berhubungan dan ada sangkut pautnya dengan Al-Qur'anul 'Azhim.

Adapun tujuan dari study ilmu ini ialah:
1. Agar dapat memahami Kalam Allah 'Azza Wajala, sejalan dengan keterangan dan penjelasan dari Rasul SAW, serta sejalan pula dengan keterangan yang dikutip oleh para sahabat dan thabi'in tentang interpretasi mereka prihal Al-Qur'an.
2. Agar mengetahui cara dan gaya yang dipergunakan oleh para mufassir (ahli tafsir) dalam menafsirkan Al-Qur'an dengan disertai sekedar penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
3. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur'an.
4. Dan ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk itu.

Definisi Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang tiada tandingannya (mu'jizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril alaihis salam, ditulis dalam mushhaf-mushhaf yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (oleh orang banyak), serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah, dimulai dengan surat Al-Fâtihah dan ditutup dengan surat An-Nâs.

Definisi tersebut telah disepakati oleh para Ulama dan Ahli ushul. Allah menurunkan Al-Qur'an adalah untuk menjadi undang-undang bagi ummat manusia dan petunjuk serta sebagai tanda atas kebenaran Rasul dan penjelasan atas kenabian dan kerasulannya, juga sebagai alasan (hujjah) yang kuat di hari Kemudian dimana akan dinyatakan bahwa Al-Qur'an itu benar-benar diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Terpuji. Nyatalah bahwa Al-Qur'an adalah mu'jizat yang abadi yang menundukkan semua generasi dan bangsa sepanjang masa. Dalam hal ini Syauqy mengemukakan:

Para Nabi dahulu datang
membawa ayat dan hilang
sedang engkau
datang membawa
kitab abadi,
ayat-ayatnya tetap baru,
meski masa telah berlalu
dihias dengan keindahan asli
abadi dan nurani

Read More......

NUZUL QUR'AN


Sejarah al-Quran: Antara peristiwa agung dalam sejarah umat Islam ialah turunnya kitab suci al-Quran atau disebut Nuzul al-Quran. Ia dirakamkan dalam al-Quran, melalui firman Allah yang bermaksud:

“Ramadan yang padanya diturunkan al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekelian manusia, dan menjadi keterangan yang menjelaskan petunjuk dan menjelaskan perbezaan antara yang benar dan yang salah.” (Surah al-Baqarah, ayat 185)

Sejarah al-Quran: Antara peristiwa agung dalam sejarah umat Islam ialah turunnya kitab suci al-Quran atau disebut Nuzul al-Quran. Ia dirakamkan dalam al-Quran, melalui firman Allah yang bermaksud:

“Ramadan yang padanya diturunkan al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekelian manusia, dan menjadi keterangan yang menjelaskan petunjuk dan menjelaskan perbezaan antara yang benar dan yang salah.” (Surah al-Baqarah, ayat 185)

Peristiwa Nuzul al-Quran berlaku pada malam Jumaat, 17 Ramadan, di Gua Hira’ tahun ke-41 daripada keputeraan Nabi Muhammad saw. Al-Quran merupakan mukjizat yang paling besar yang dikurniakan kepada Nabi saw. Kita hendaklah beriman dan mempercayai isi kandungan al-Quran. Beriman dengan al-Quran merupakan salah satu dalam Rukun Iman.

Erti Nuzul al-Quran: ‘Nuzul’ bererti turun atau berpindah, iaitu berpindah dari tempat sebelah atas ke tempat di sebelah bawah. ‘Al-Quran’ pula bermaksud bacaan atau himpunan. Ia dikatakan sebagai bacaan kerana al-Quran itu untuk dibaca oleh manusia. Ia juga dikatakan himpunan kerana dalam al-Quran itu terhimpun ayat-ayat yang menjelaskan pelbagai perkara yang meliputi soal tauhid, ibadat, jinayat, muamalat, munakahat dan sebagainya.

Nama-Nama Lain: Selain disebut al-Quran, ia juga disebut al-Kitab, al-Furqan, An-Nur, al-Zikr dan lain-lain.

Proses Penurunan al-Quran: Al-Quran diturunkan beransur-ansur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari (23 tahun).13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah.

Kehebatan al-Quran:

  1. Allah berfirman yang bermaksud: “Katakanlah wahai Muhammad, sesungguhnya jika sekalian manusia dan jin berhimpun dengan tujuan hendak membuat dan mendatangkan sebanding dengan al-Quran ini, mereka tidak akan dapat membuat dan mendatangkan sebanding dengannya walaupun mereka bantu-membantu sesama sendiri.” (Surah al-Israa’, ayat 88)
  2. Orang yang membaca, menghafaz dan melihat sambil memikirkan keajaiban yang ada pada susunannya diberikan pahala.
  3. Al-Quran sumber hidayah bagi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan di akhirat.
  4. Tidak sesiapa pun sama ada di kalangan manusia atau jin yang mampu mencipta ayat yang menyerupai al-Quran. Firman Allah yang bermaksud: “ dan jika kamu merasa ragu-ragu dengan apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami, bawalah satu surah yang seumpamanya, ajaklah saksi-saksi (penolong-penolong) kamu, selain Allah, sekiranya kamu (di kalangan) orang yang benar.” (al-Baqarah, ayat 23).
  5. Al-Quran merupakan mukjizat tertinggi dan teristimewa yang hanya dikurniakan kepada Nabi saw.
  6. Manusia belum mampu menyelami dan menerokai rahsia al-Quran secara menyeluruh sehingga hari ini. Ini bererti sifat kehebatan, kesaktian, keagungan dan keunggulan al-Quran secara tersendiri dengan pengertiannya yang amat luas dan mendalam kekal terpelihara hingga kiamat.
  7. Al-Quran sebagai petunjuk jalan kebenaran. Membawa manusia daripada kegelapan kepada cahaya yang terang. Allah berfirman yang bermaksud: “Inilah Kitab yang tiada keraguan padanya, menjadi petunjuk kepada orang yang bertakwa.” (al-Baqarah, ayat 2)
  8. Membaca al-Quran mendapat ganjaran pahala dan syafaat daripada Allah. Rasulullah saw bersabda dengan maksud: ‘Bacalah al-Quran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai syafaat kepada pembacanya.”

Tuntutan al-Quran: Sesungguhnya al-Quran mempunyai tiga hak yang wajib ke atas umat Islam untuk menunaikannya.

  • Hak untuk membaca dan bertilawah kepadanya.
  • Hak untuk bertakbir atau memahami makna dan menjiwai kehidupan.
  • Hak untuk beramal dengan seluruh isi kandungannya.

Read More......

Friday, September 21, 2007

Puasa Tanpa Kuatir Mulut Bau


Sudah jadi rahasia umum, saat berpuasa momok bau mulut selalu membayangi. Bisa dimaklumi, karena kita tidak mengonsumsi makanan dan minuman selama berjam-jam dan otomatis mulut berbau tak sedap.

Menurut drg. Anton Rahardjo, MKM, PhD, bau mulut tersebut muncul karena ketika berpuasa aktivitas mulut dan kelenjar ludah (saliva) menurun. Selama berpuasa aktivitas mengunyah makanan tidak ada sehingga sekresi saliva juga rendah.





Sudah jadi rahasia umum, saat berpuasa momok bau mulut selalu membayangi. Bisa dimaklumi, karena kita tidak mengonsumsi makanan dan minuman selama berjam-jam dan otomatis mulut berbau tak sedap.

Menurut drg. Anton Rahardjo, MKM, PhD, bau mulut tersebut muncul karena ketika berpuasa aktivitas mulut dan kelenjar ludah (saliva) menurun. Selama berpuasa aktivitas mengunyah makanan tidak ada sehingga sekresi saliva juga rendah.

"Padahal selain berfungsi menjaga keseimbangan cairan, saliva juga berfungsi membasahi dan membersihkan rongga mulut serta membunuh bakteri patogen," katanya.

Ia menjelaskan, bila sekresi saliva rendah maka bakteri penyebab penyakit (patogen) akan berkembang di dalam rongga mulut sehingga populasinya bertambah banyak dan menimbulkan bau.

Menurut dokter gigi ahli yang sehari-hari bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (UI) itu, bau mulut yang muncul ketika sedang berpuasa merupakan gejala fisiologis yang masih berada dalam batas normal.

"Tapi bukan berarti bisa dibiarkan, karena kalau mulut bau kan jadi tidak nyaman bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain," katanya.

Supaya mulut tidak mengeluarkan bau tidak sedap selama berpuasa, ia menyarankan, agar setiap individu menjaga kebersihan gigi dan rongga mulutnya dengan baik.

Hal itu, menurut dia, antara lain bisa dilakukan dengan menyikat gigi dengan baik secara teratur setelah makan baik saat berbuka maupun sahur serta sebelum tidur.

"Kalau perlu dengan menggunakan obat kumur, itu bisa menekan perkembangan bakteri," katanya.

Ia menambahkan, dalam hal ini obat kumur bisa diganti dengan campuran setengah sendok teh baking soda dan setengah sendok teh garam dalam satu cangkir air panas.

Dokter Anton juga menyarankan kaum muslim untuk memperbanyak ibadah sholat sunnah selama berpuasa, "Karena semakin banyak sholat kita jadi semakin sering berwudhu artinya jadi sering kumur, jadi mulut lebih bersih," katanya.

Selain itu, ia melanjutkan, makanan berbau tajam seperti bawang putih, petai, jengkol dan lain-lain sebaiknya tidak dikonsumsi sebab aroma makanan itu akan diserap oleh darah dan dikeluarkan melalui nafas.

"Kalau memang sangat ingin makan, sebaiknya dimakan saat berbuka saja, jangan waktu sahur," katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, selain karena berpuasa, bau mulut juga bisa disebabkan oleh penyakit atau gangguan kesehatan tertentu seperti diabetes melitus (DM), gangguan pada hati, gusi berdarah, dan penebalan lidah. Dan bau mulut akibat penyakit ini sifatnya lebih spesifik, tidak sama dengan bau mulut biasa karena berpuasa.

"Bau mulut karena penyakit lain, spesifik untuk tiap penyakit. Kalau diabetes biasanya bau aseton sedang kalau liver baunya seperti amis. Ini bisa diketahui dengan pengukuran kadar beberapa gas seperti H2S dan dimethil sulfit di rongga mulut dengan alat khusus," jelasnya.

Pemeriksaan untuk mengukur normalitas bau mulut, katanya, juga bisa dilakukan sendiri dengan menjilat punggung tangan dan membiarkannya selama beberapa menit.

"Kalau setelah itu, bau tercium dari jarak lima sentimeter hingga 10 senti meter berarti ada kelainan di rongga mulut. Sebaiknya segera periksa ke dokter," katanya.

Menurut drg.Anton, bau mulut akibat faktor patologis (halitosis) hanya bisa dihilangkan dengan mengatasi penyakit yang mengakibatkan bau tersebut.



Read More......

HAKIKAT PUASA


Nabi Muhammad SAW bersabda, "Semua amal anak Adam dilipatgandakan. Kebaikan dilipatgandakan sepuluh sampai seratus kali. Kecuali puasa, kata Tuhan. Puasa untuk Aku dan Aku yang akan memberikan pahalanya. Orang yang berpuasa meninggalkan keinginannya dan makanannya hanya karena Aku.

Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia berjumpa dengan Tuhannya" (Bukhari dan Muslim).

Jadi, hakikat puasa, menurut Nabi SAW, adalah meninggalkan keinginannya untuk menjalankan perintah Tuhan; menanggalkan kehendak diri dan menjalankan kehendak Ilahi.



Nabi Muhammad SAW bersabda, "Semua amal anak Adam dilipatgandakan. Kebaikan dilipatgandakan sepuluh sampai seratus kali. Kecuali puasa, kata Tuhan. Puasa untuk Aku dan Aku yang akan memberikan pahalanya. Orang yang berpuasa meninggalkan keinginannya dan makanannya hanya karena Aku.

Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia berjumpa dengan Tuhannya" (Bukhari dan Muslim).

Jadi, hakikat puasa, menurut Nabi SAW, adalah meninggalkan keinginannya untuk menjalankan perintah Tuhan; menanggalkan kehendak diri dan menjalankan kehendak Ilahi.

Sayyed Hossein Nasr, dalam Ramadan: Motivating Believers to Action: An Interfaith Perspective, yang disunting Laleh Bakhtiar, menulis tentang puasa dengan sangat menyentuh, tetapi mendalam: "Aspek paling sulit dari puasa ialah ujung pedang pengendalian diri yang diarahkan pada jiwa hewani, the carnal soul, al-nafs al-ammarah seperti disebut dalam Al Quran. Dalam puasa, kecenderungan jiwa hewani untuk memberontak perlahan-lahan dijinakkan dan ditenangkan melalui penaklukkan kecenderungan ini secara sistematis pada kehendak Ilahi. Setiap saat merasakan lapar, jiwa seorang Muslim diingatkan bahwa demi mematuhi perintah Ilahi, gejolak jiwa hewani harus dikesampingkan. Itulah sebabnya, puasa bukan hanya menahan diri dari makan, tetapi juga menahan diri dari semua dorongan hawa nafsu.

Sebagai akibat dari pengendalian sistematis ini, jiwa manusia menjadi sadar bahwa ia tidak tergantung pada lingkungan alam di sekitarnya. Ia sadar bahwa ia berada di dunia ini tetapi bukan bagian daripadanya. Orang yang puasa dengan penuh keimanan segera menyadari bahwa ia hanyalah peziarah di dunia ini dan ia diciptakan sebagai makhluk yang ditakdirkan untuk mencapai tujuan di seberang wujud material ini...

Lebih-lebih lagi, sifat segala sesuatu yang semula kosong dan fana sekarang muncul sebagai anugerah Ilahi. Makan dan minum yang kita anggap sebagai hal biasa sepanjang tahun, pada waktu puasa, tampak sebagai karunia dari surga (ni'mah) dan mencapai makna rohaniah seperti sebuah sakramen.

Berpuasa adalah memakai perisai kesucian menghadapi hawa nafsu duniawi. Puasa bahkan secara fisik memasukkan ke dalam tubuh kesucian kematian yang tentu saja digabungkan dengan kelahiran spiritual. Dalam puasa manusia diingatkan bahwa ia telah memilih Tuhan di atas hawa nafsu. Oleh karena itulah, Nabi SAW sangat mencintai puasa. Inilah unsur dasar dari apa yang kita kenal sebagai kefakiran spiritual Muhammad, seperti dalam sabdanya: 'kefakiran rohaniah adalah kemuliaanku.'

Kematian nafsu membersihkan jiwa manusia dan mengosongkan air kotor dari residu psikisnya yang negatif. Sang individu-dan melalui dia umat Islam-direnovasi dengan puasa dan diingatkan akan kewajiban dan tujuan moral dan spiritual. Oleh karena, itulah kedatangan bulan penuh berkah ini disambut dengan gembira. Di bulan ini pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar bagi kaum beriman dan rahmat Ilahi turun kepada para pencarinya. Melaksanakan puasa berarti mengalami peremajaan dan kelahiran kembali yang mempersiapkan setiap Muslim menghadapi tahun berikutnya dengan tekad untuk hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Ilahi. Puasa juga menaburkan wewangian rohaniah kepada jiwa manusia, yang harumnya akan terus tercium lama setelah periode menahan diri berakhir. Puasa memberikan jiwa sumber energi yang akan menggerakkannya sepanjang tahun."

Walhasil, hanya puasa dengan hakikatnya, puasa dengan rohnya yang memberikan kelezatan rohaniah; yang menjadi sumber kekuatan Muslim dalam menghadapi gelombang kehidupan. Ketika ia berpuasa sebenarnya, yakni menundukkan seluruh dirinya pada kehendak Ilahi, ia menyerap tenaga yang tak terhingga. Puasa menjadi sumber energi yang membersihkan jiwa dan raganya.

Larry Dossey, seorang dokter, menghabiskan usianya untuk meneliti pengaruh doa terhadap kesehatan tubuh. Doa seperti apakah yang mempunyai pengaruh besar bagi penyembuhan penyakit, fisikal maupun psikologis? Ia sampai pada kesimpulan bahwa healing words yang kemudian menjadi judul bukunya-hanya terjadi jika orang yang menyampaikan doa itu melakukan centering. Centering adalah meniadakan diri dan melenyapkan diri kita pada Pusat Wujud, central core of being. Dossey mengutip psikolog Lawrence LeShan yang menulis, "Orang hanya sampai pada modus ini, jika ia sudah berhasil, walaupun untuk sekejap, menyerahkan semua keinginan dan hasrat dirinya... dan orang lain... dan membiarkan dirinya berada, dan karenanya berada bersama, dan menjadi satu dengan semua wujud."

Meniadakan diri dan menenggelamkan diri pada Yang Mahaada adalah hakikat puasa. Sebelum sampai ke situ, seorang Muslim harus menjalankan tarekat puasa. Di sini, ia mengendalikan semua alat indranya-yang lahir dan batin-dari melakukan hal-hal yang tidak dikehendaki Tuhan. Ia bukan saja mengendalikan mulutnya dari menyebarkan gosip, intrik, makian, dan ancaman, tetapi juga mengendalikan daya khayalnya dari rencana-rencana jahat atau niat-niat buruk. Ia tidak saja menutup mata lahirnya dari pandangan yang dilarang Tuhan, tetapi juga menutup daya pikirnya dari melakukan kelicikan, pengkhianatan, dan penyelewengan. Jauh sebelum sampai ke tarekat puasa, seorang Muslim tentu saja harus memenuhi syariat puasa, paling tidak menahan diri untuk makan, minum, dan seks sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari.

Pada tingkat syariat pun, para ahli fikih menegaskan bahwa puasa harus disertai dengan niat yang berdasarkan keimanan dan keinginan untuk memperoleh ridho Tuhan. Tanpa iman-nan wahtisa-ban, puasa kita tidak sah. Jadi, termasuk yang menentukan sah tidaknya puasa adalah niat. "Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya," sabda Nabi SAW, yang dikutip Bukhari, sebagai hadis pertama dalam kumpulan hadisnya.

Berdasarkan niatnya, ada dua macam puasa. Pertama, puasa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dirinya di atas kebutuhan untuk mendapatkan ridho dan ampunan Tuhan. Kedua, puasa yang dilakukan untuk memperoleh ridho Tuhan di atas kebutuhan-kebutuhan dirinya. Secara syariat, yang pertama, dihitung tidak sah. Secara psikologis, ia juga dianggap keberagamaan yang tidak dewasa.

Keberagamaan ekstrinsik dan intrinsik

Para psikolog pernah berdebat tentang apa yang mereka sebut sebagai the great paradoxes of the psychology of religion. Mereka tidak mengerti mengapa agama yang mengajarkan persaudaraan di antara sesama manusia melahirkan para pemeluk yang memiliki tingkat prasangka yang tinggi. Penelitian demi penelitian menunjukkan ada hubungan yang erat antara perilaku beragama (seperti rajin beribadah, pergi ke gereja atau masjid) dengan prasangka, prejudice. Secara sederhana, penelitian-penelitian menunjukkan bahwa makin rajin orang beribadah, makin besar prasangkanya pada kelompok manusia yang lain.

Prasangka adalah pandangan menghina terhadap kelompok lain. Anggota-anggota kelompok lain dianggap inferior, lebih rendah derajatnya, tidak sepenuhnya dianggap manusia. Untuk itu, kepada kelompok lain itu digunakan label-label atau gelar-gelar yang melepaskan mereka dari sifat kemanusiaannya. Kita menyebut mereka munafik, sesat, pengikut setan, atau bangsa lain (tidak sebangsa dengan kita). Setelah dicabut dari segala sifat manusianya, mereka tidak lagi patut dikasihani dan karena itu boleh saja difitnah, dirampas haknya, dianiaya, atau sedikitnya dicampakkan kehormatannya. Mereka dianggap sumber dari segala sifat buruk: malas, immorial, tidak jujur, licik, bodoh, jahat, kejam, dan sebagainya. Penelitian klasik tentang prejudice dilakukan Adorno et al (1950). Waktu itu, Adorno mengidentifikasi beberapa karakteristik prejudice: kepribadian otoriter, fanatisme kesukuan (etnosentrisme), konservatisme politik dan ekonomi, dan anti-Semitisme.

Jadi, sangat mengherankan, mengapa orang-orang saleh sering menampakkan prejudice lebih besar dari orang yang kurang saleh. Allport berusaha menjawab paradoks ini dengan membagi dua macam keberagamaan: tidak dewasa dan dewasa. Keberagamaan yang tak dewasa, agamanya anak-anak, memandang Tuhan sebagai "Bapak" yang bertugas melayani kehendaknya: merawat, menjaga, dan mengurus segala keperluannya. Keberagamaan seperti ini cocok untuk masa kanak-kanak, tetapi menjadi disfungsional ketika orang beranjak dewasa.

Keberagamaan yang tak dewasa bersifat menghakimi dan menilai orang lain. Orang menjalankan praktik-praktik agama untuk memenuhi kebutuhannya.

Kelak Allport merevisi teorinya dengan menyebutnya keberagamaan ekstrinsik dan keberagamaan intrinsik. Menurut Allport, dalam orientasi ekstrinsik, orang menggunakan agama untuk tujuan-tujuan pribadi. Nilai-nilai ekstrinsik bersifat instrumental dan utilitarian. Agama digunakan untuk berbagai tujuan-mendapatkan rasa aman, status atau pembenaran diri.... Dalam bahasa teologi, tipe ekstrinsik menghadap Tuhan tanpa berpaling dari dirinya.

Buat orang yang berorientasi intrinsik, motif keagamaan diletakkan di atas segala motif pribadi. Sekadar contoh, ketika seorang Muslim berjuang, ia meletakkan ke-ridho-an Tuhan di atas segala kebutuhan-kebutuhan pribadinya. "Ridho dari Allah lebih besar" (Al-Quran 9:72). Ia akan mengorbankan kepentingan kelompoknya jika kepentingan itu menyebabkan ia tidak lagi dapat memenuhi kehendak Ilahi.

Dengan sangat mengagumkan, "survei membuktikan" bahwa prejudice memang hanya berkaitan dengan orientasi keberagamaan yang ekstrinsik. Dalam istilah syariat puasa, prejudice dan juga penyakit penyakit psikologis lainnya hanya berkaitan dengan orang yang menjalankan puasa untuk kehendak dirinya. Orang yang menikmati puasanya hanyalah orang yang melakukan puasa karena keimanan dan karena memenuhi kehendak Ilahi, ima-nan wahtisa-ban.

Inilah puasa yang difirmankan Tuhan: ''Puasa hanyalah untuk Aku dan Aku sendiri yang akan memberikan pahalanya.'' Puasa yang dilakukan bukan untuk Tuhan adalah puasa tanpa jiwa. Surat bi-ja-n naba-syad ju-z khaya-l. Bentuk tanpa jiwa hanyalah khayalan hampa.


Read More......

Thursday, September 13, 2007

MEMBANGUN TRADISI ILMU DIBULAN RAMADHAN

Selain puasa, amalan afdhal Ramadhan adalah menambah ilmu. Ulama salaf gigih mengembangkan ilmu

Selain puasa, amalan afdhal Ramadhan adalah menambah ilmu. Ulama salaf gigih mengembangkan ilmu.

Oleh: Adian Husaini

Suatu ketika, pada akhir bulan Sya̢۪ban, Rasulullah saw berkhutbah di hadapan para sahabat :

â€~’Wahai manusia, sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa agung dan lagi penuh keberkatan; yaitu bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan ; bulan yang Allah telah menjadikan puasa-Nya suatu fardhu dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’. Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada Allah dengan suatu perbuatan di dalam bulan itu, maka samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di bulan lain. Dan barangsiapa menunaikan suatu fardhu di bulan Ramadhan, samalah dia dengan orang yang mengerjakan tujuh puluh fardhu di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran, pahalanya adalah surga. Ramadhan adalah bulan memberikan pertolongan dan bulan Allah menambah rizki para mukmin di dalamnya. Barangsiapa yang memberi makanan berbuka di dalamnya kepada orang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari api neraka. Orang yang memberikan makanan berbuka puasa, baginya seperti pahala orang yang mengerjakan puasa itu, tanpa sedikit pun berkurang.’’ (HR. Ibn Khuzaimah dari Salman r.a.; dikutip dari buku Pedoman Puasa, karya Prof. Hasbi Ash-Shiddieqy, 1986:20, dengan sedikit perubahan redaksi terjemahan).

Sebagai muslim yang meyakini hal-hal ghaib, semisal soal pahala dan dosa, maka kita perlu menyiapkan diri sebaik-baiknya dalam menyambut bulan Ramadhan. Di bulan inilah kita diberikan kesempatan untuk menabung pahala amal sebanyak-banyaknya, agar di akhirat nanti, timbangan amal baik kita lebih banyak daripada timbangan amal jahat; agar kita tidak muflis (bangkrut). Rasulullah saw menyebutkan adanya orang-orang muflis di hari kiamat. Yaitu orang-orang yang amal-amal baiknya habis dibagikan kepada orang lain. Orang seperti ini bangkrut karena semasa di dunia tidak menyelesaikan berbagai urusannya dengan orang lain, semisal masalah hutang, penyerobotan harta orang lain, penganiayaan, dan sebagainya. Karena itulah, seyogyanya kita memanfaatkan bulan Ramadhan untuk memperbanyak tabungan amal baik kita di akhirat.

Salah satu amal yang sangat tinggi nilainya di hadapan Allah adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan urusan keilmuan, baik menuntut ilmu, mengajarkannya, atau segala aktivitas yang terkait dengan pengembangan keilmuan. Melalui ilmulah manusia dapat mengenal Allah dan memahami cara beribadah kepada-Nya dengan benar. Hanya dengan ilmu manusia dapat memahami mana yang benar dan mana yang salah, mana yang tauhid dan mana yang syirik, mana yang halal dan mana yang haram. Allah SWT menjanjikan:

”Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS Al-Mujadilah:11)

Rasulullah saw juga bersabda:

”Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka Allah menjadikannya faqih (memahami dengan baik) dalam masalah agama (Islam) dan mengilhami petunjuk-Nya.” (Muttafaq alaihi).

”Ulama adalah pewaris para Nabi.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibn Majah dan Ibn Hibban).

”Manusia itu laksana barang tambang seperti tambang emas dan perak. Orang-orang yang terbaik di masa jahiliyah adalah orang-orang yang terbaik juga di dalam Islam, apabila mereka memahami Islam.” (Muttafaq alaihi, dari Abu Hurairah).

Umar r.a. berkata: ”Kematian seribu ’abid (ahli ibadah) yang mendirikan malam dan puasa di siang hari adalah lebih ringan daripada kematian seorang ’alim yang mengetahui apa yang dihalalkan dan yang diharamkan oleh Allah.”

Karena begitu pentingnya masalah keilmuan ini, maka Allah memerintahkan, dalam kondisi apa pun, maka masyarakat harus tetap memberikan perhatian terhadap ilmu. Bahkan disaat perang sekali pun. ”Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu tentang agama.” (QS at-Taubah: 122). ”Maka tanyakanlah kepada orang yang mempunyai ilmu, jika kamu tidak mengetahui.” (QS an-Nahl: 43).

Rasulullah saw bersabda:

”Barangsiapa menempuh jalan yang padanya dia menuntut ilmu, maka Allah telah menuntunnya jalan ke surga.” (HR Muslim).

”Sesungguhnya malaikat itu membentangkan sayapnya pada orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang ia lakukan.” (HR Ahmad, Ibn Hibban, dan Hakim).

”Barangsiapa didatangi kematian dimana dia sedang menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam, maka antara dia dan para Nabi di surga adalah satu tingkat derajat.” (HR Ad Darimi dan Ibn Sunni dengan sanad hasan).

Ibn Abbas r.a. berkata: ”Mendiskusikan ilmu pada sebagian malam lebih saya sukai daripada menghidupkan malam itu.”

Imam Syafii rahimahullah berkata: ”Menuntut ilmu adalah lebih utama daripada shalat sunnah.” (NB. Hadits shahih dan hasan serta pendapat sahabat dikutip

dari Kitab Ihya̢۪ Ulumuddin karya Imam al-Ghazali. Terjemahan oleh Drs. H. Moh. Zuhri, penerbit Asy-Syifa).

Para ulama yang merupakan pewaris para Nabi selama ini begitu gigih dalam mengembangkan keilmuan. Merekalah yang telah berjasa menjaga otentisitas Islam sehingga kita dapat mewarisi agama yang dibawa oleh Rasulullah saw ini. Kegigihan para ulama dalam mengembangkan keilmuan Islam begitu tingginya. Tradisi keilmuan itulah yang mampu mengantarkan kejayaan Islam dalam berbagai bidang kehidupan. Apalagi, saat misi Islam itu mendapat dukungan dari para penguasa yang baik.

Saat berkunjung ke Indonesia, Prof. Wahbah az-Zuhaili, penulis kitab al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu dan Tafsir al-Munir pernah ditanya, berapa jam beliau membaca dan menulis. Beliau menjawab: Tidak kurang dari 16 jam sehari. Imam Nawawi (w. 676 H), penulis Kitab Riyadhush Shalihin, al-Majmu̢۪, dan Syarah Shahih Muslim, disebutkan bahwa beliau setiap hari belajar 8 cabang ilmu dari subuh sampai larut malam. Al-Mizzi, Ibn Katsir, Ibn al-Qayyim al-Jauziyah, Ibn Hajar, al-Suyuthi, al-Sakhawi, dan ulama besar lainnya, menyisihkan lebih dari 15 jam per hari untuk membaca dan menulis. (Kisah beberapa ulama ini dikutip dari buku Selangkah Lagi Mahasiswa UIN jadi Kiyai, karya Dr. Ahmad Lutfi Fathullah).

Karena begitu besarnya keberkahan dan pahala yang dijanjikan Allah di bulan Rmadhan, maka sayang sekali, jika bulan Ramadhan nanti tidak kita manfaatkan semaksimal mungkin untuk menuntut ilmu dan mengembangkan berbagai aktivitas keilmuan lainnya.

Disamping berbagai aktivitas ibadah lain, aktivitas keilmuan harusnya tetap menjadi aktivitas utama di bulan Ramadhan. Ada tradisi yang baik di berbagai pondok pesantren di Indonesia saat memasuki bulan Ramadhan. Biasanya, mereka mengadakan ̢۪pasan̢۪, berupa kajian kitab-kitab di bulan Ramadhan secara maraton. ara santri, baik yang pendatang musiman maupun santri tetap, diwajibkan mengkaji kitab-kitab mulai habis subuh sampai malam hari, dengan beberapa kali penggal istirahat.

Tradisi keilmuan yang baik ini perlu dikembangkan lebih jauh. Sudah tiba saatnya di bulan Ramadhan ini, majlis-majlis taklim dan masjid-masjid bukan hanya mengadakan acara baca Al-Quran, tetapi juga mengadakan kajian tentang aqidah dan pemikiran Islam, kajian tentang ulumul Quran, ulumul hadits, bahasa Arab, dan berbagai kajian bidang keilmuan Islam lainnya. Sebab, virus-virus perusak pemikiran dan aqidah Islam kini bergentayangan begitu bebas di tengah-tengah kita.

Beberapa tahun belakangan ini, kita menyaksikan, kaum liberal di Indonesia juga ikut-ikutan memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk menyebarkan paham mereka.

Biasanya dilakukan dengan membuat program-program tertentu di media massa atau memanfaatkan forum buka bersama yang melibatkan berbagai aktivis lintas agama. Di zaman ̢۪serba bebas̢۪ seperti sekarang, kita tentu tidak bisa melarang mereka. Apalagi, mereka disokong oleh kekuatan-kekuatan media dan pendanaan global. Yang bisa kita lakukan adalah memahami dengan baik, maka ide yang benar dan mana ide yang bathil, dari mana pun datangnya. Kita hanya menyatakan, bagi kita amal kita dan bagi mereka amal mereka. Masing-masing akan bertanggung jawab di hadapan Allah nanti.

Mudan-mudahan Allah meberikan berkah kepada kita di bulan Sya̢۪ban ini dan memberikan kesempatan kepada kita untuk memasuki bulan Ramadhan tahun ini dalam keadaan iman yang selamat dan badan yang sehat wal ̢۪afiat. Amin

Read More......

Tuesday, August 21, 2007

CARA BARU PEMERKOSAAN TERHADAP WANITA


CARA BARU PEMERKOSAAN TERHADAP WANITA


Katanya, sekarang ada cara baru pemerkosaan terhadap wanita.

Hallo, Aku tidak yakin kapan ini kejadiaannya, tapi ada baiknya kalo kita berhati2 dan utamakan keselamatan...


CARA BARU PEMERKOSAAN TERHADAP WANITA Katanya, sekarang ada cara baru pemerkosaan terhadap wanita.

> --------------------------------

>

> Hallo, Aku tidak yakin kapan ini kejadiaannya, tapi

> ada baiknya kalo kita berhati2 dan utamakan

> keselamatan...

>

> Wanita itu baru saja keluar dari hospital.... Hari ini

> setelah jam kerja, aku mendengar dari saudara iparku

> bahwa sekarang ada cara baru pemerkosaan terhadap

> wanita. Ini terjadi pada salah satu kawan baik

> kami.Cewek itu pulang setelah jam kerja dan melihat

> ada seorang anak kecil dijalanan sedang

> menangis.Merasa kasihan,ia menanyakan apa yg terjadi

> pada anak tersebut."Aku tersesat, bisakah mengantarku

> pulang?"

>

> Lalu anak kecil itu memberikan selembar kertas yg

> berisikan alamat rumahnya. Karena cewek itu termasuk

> orang yg baik hati,tidak menaruh curiga apa2 dan

> membawa anak tersebut ke alamat yg tertera. Ketika

> tiba di "rumah" anak kecil itu, ia menekan bell,tiba2

> ia kaget karena bell tersebut bertegangan tinggi dan

> lalu pingsan. Ketika ia terbangun pada hari

> berikutnya,ia mendapati dirinya dalam keadaan

> telanjang dalam sebuah rumah kosong diatas bukit.

>

> Ia tidak pernah melihat wajah penyerangnya.....Itulah

> sebabnya sekarang ini penindak krimal mencari sasaran

> pada orang2 yg berbaik hati. Lain kali kalo ada ketemu

> masalah seperti ini, JANGAN PERNAH MEMBAWA ANAK KECIL

> TERSEBUT KE TEMPAT YG DIMINTA...JIKA MASIH TERUS

> DIDESAK, BAWALAH ANAK TERSEBUT KE KANTOR POLISI....

> Anak yg tersesat paling bagus dibawa ke kantor

> polisi..

>

> Tolong sebarkan kepada teman2 kalian semua terutama yg

> cewek2,istri,adik perempuan....harap berhati2.....


Read More......

maula

maula
putranya ust.Endang